Mengurai Paradox Pinokio dan Turunannya.
Oleh : Ahmad Budi Ahda, Lc.
Kita semua tahu jika pinokio berbohong hidungnya akan memanjang, nah disini ada sebuah kejadian, suatu ketika pinokio berkata, "jika saya berbohong hidung saya akan memanjang". seketika setelah dia berucap demikian hidungnya memanjang, pertanyaan : Pinokio Berbohong atau Jujur?jika dijawab BOHONG, maka bagaimana mungkin? dia kan mengatakan yang sebenarnya!! namun jika dijawab JUJUR, lantas mengapa hidungnya memanjang? pertanyaan seperti ini mengundang perdebatan yang cukup panjang, paradox ini sudah terkenal di seluruh manca negara, kali ini izinkan kami mengurainya.
Tuhan Yang Hilang (Best Seller)
Sebelum mengurai paradox ini, alangkah baiknya kita mengetahui apa definisi bohong itu sendiri, dalam KBBI bohong atau berbohong adalah : mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran.
Pertanyaan : lah itu pinokio sudah mengatakan yang sebenarnya tapi kenapa hidungnya memanjang?
jawab : supaya paradox ini bisa diurai maka definisi dari KBBI itu harus dispesifikkan, yaitu : mengatakan tidak sesuai dengan kebenaran yang diyakini oleh subyek pembicara..
seperti jika anda berkeyakinan donat berbentuk kotak, kemudian anda berkata donat berbentuk bulat, maka yang seperti ini anda dianggap telah berbohong, karena anda mengatakan tidak sesuai dengan apa yang anda yakini
Jadi saat pinokio bertaka : "jika saya berbohong hidung saya memanjang" dalam kasus ini pinokio berkeyakinan jika dia berbohong hidungnya tidak akan memanjang,. nah dalam kejadian tersebut hidungnya memanjang karena dia : mengatakan tidak sesuai dengan keyakinannya, dan seperti itu dianggap berbohong, hasilnya hidungnya bertambah panjang.
Gugatan Terhadap Fatwa Haram Bunga Bank (Best Seller)
sebuah tulisan di dalam ruangan : "dilarang melarang".
tertulis di dalam ruangan sebuah papan besar bertuliskan "dilarang melarang", seseorang lantas protes kemudian berkata : jika melarang tidak diperbolehkan disini, maka tulisan ini juga merupakan larangan, maka tulisan ini tidak boleh ada.
sepintas perkataan orang tersebut ada benarnya, namun jika perkataan orang tersebut dianggap sebagai kebenaran maka akan terjadi paradox. dan pada akhirnya tulisan "dilarang melarang" menjadi tidak bermakna karena tulisan itu sendiri bersifat larangan, hasilnya akan kontradiksi yang akhinya : "boleh melarang" padahal tujuan dari kalimat diatas adalah tidak boleh melarang!! bagaimana bisa tujuan ini tercapai kalau kalimat itu sendiri dilarang?
penyelesaian :
persis seperti paradox pinokio, yang dimana pinokio adalah subyek terpisah dari orang orang (obyek), maka subyek ini harus dianggap berbeda dari keseluruhan obyek lain.
jika obyek lain (orang lain) berkeyakinan bohong akan memanjangkan hidung pinokio, keyakinan objek ini belum tentu adalah keyakinan si subyek (pinokio). maka untuk mengurai paradox pinokio kita harus memposisikan si pinokio (subyek) adalah sesuatu yang benar benar terpisah dan bebeda dari obyek (orang lain), akhinrya kita anggap bahwa keyakinan si pinokio berbeda dengan keyakinan orang lain, dengan seperti ini barulah kita bisa mengurai paradox pinokio
seperti kasus "dilarang melarang" maka kata larangan ini adalah subyek sedangkan yang dilarang adalah objek, untuk mengurai paradox seperti ini maka subyek harus diperlakukan bebeda dari objek.
perlakuan berbeda ini dilakukan dengan : subyek tidak akan terkena hukum pembicaraannya sendiri. maka hasil akhirnya adalah : "dilarang melarang kecuali larangan melarang."
kasus yang sama adalah untuk ungkapan yang berbunyi : "tidak ada kebenaran mutlak, yang ada adalah kebenaran relatif" yang mana ungkapan ini dibantah oleh beberapa orang dengan mengatakan : "maka ungkapan ini juga relatif dan kebenarannya tidak mutlak, ungkapan ini mengklaim semua kebenaran relatif tapi ungkapan ini sendiri mengklaim dirinya adalah kebenaran mutlak "
TURUNAN PARADOX PINOKIO
tertulis di dalam ruangan sebuah papan besar bertuliskan "dilarang melarang", seseorang lantas protes kemudian berkata : jika melarang tidak diperbolehkan disini, maka tulisan ini juga merupakan larangan, maka tulisan ini tidak boleh ada.
sepintas perkataan orang tersebut ada benarnya, namun jika perkataan orang tersebut dianggap sebagai kebenaran maka akan terjadi paradox. dan pada akhirnya tulisan "dilarang melarang" menjadi tidak bermakna karena tulisan itu sendiri bersifat larangan, hasilnya akan kontradiksi yang akhinya : "boleh melarang" padahal tujuan dari kalimat diatas adalah tidak boleh melarang!! bagaimana bisa tujuan ini tercapai kalau kalimat itu sendiri dilarang?
penyelesaian :
persis seperti paradox pinokio, yang dimana pinokio adalah subyek terpisah dari orang orang (obyek), maka subyek ini harus dianggap berbeda dari keseluruhan obyek lain.
jika obyek lain (orang lain) berkeyakinan bohong akan memanjangkan hidung pinokio, keyakinan objek ini belum tentu adalah keyakinan si subyek (pinokio). maka untuk mengurai paradox pinokio kita harus memposisikan si pinokio (subyek) adalah sesuatu yang benar benar terpisah dan bebeda dari obyek (orang lain), akhinrya kita anggap bahwa keyakinan si pinokio berbeda dengan keyakinan orang lain, dengan seperti ini barulah kita bisa mengurai paradox pinokio
seperti kasus "dilarang melarang" maka kata larangan ini adalah subyek sedangkan yang dilarang adalah objek, untuk mengurai paradox seperti ini maka subyek harus diperlakukan bebeda dari objek.
perlakuan berbeda ini dilakukan dengan : subyek tidak akan terkena hukum pembicaraannya sendiri. maka hasil akhirnya adalah : "dilarang melarang kecuali larangan melarang."
kasus yang sama adalah untuk ungkapan yang berbunyi : "tidak ada kebenaran mutlak, yang ada adalah kebenaran relatif" yang mana ungkapan ini dibantah oleh beberapa orang dengan mengatakan : "maka ungkapan ini juga relatif dan kebenarannya tidak mutlak, ungkapan ini mengklaim semua kebenaran relatif tapi ungkapan ini sendiri mengklaim dirinya adalah kebenaran mutlak "
Jawaban Tuduhan Negatif Seputar Tahlilan, Yasinan, Selamatan (Best Seller)
bisa di kira kira sendiri kan? bagaimana mengurai paradox diatas? persis seperti mengurai paradox "dilarang melarang"
bisa di kira kira sendiri kan? bagaimana mengurai paradox diatas? persis seperti mengurai paradox "dilarang melarang"
Kesimpulan :
frasa : dilarang melarang,
ada kalimat tersembunyi yang tidak tertulis pada frasa diatas yaitu "kecuali kalimat ini"
ada kalimat tersembunyi yang tidak tertulis pada frasa diatas yaitu "kecuali kalimat ini"
frasa : tidak ada kebenaran yang mutlak, yang ada adalah kebenaran relatif,
ada kalimat tersembunyi yang tidak tertulis pada frasa diatas yaitu "kecuali kalimat ini"
Jika anda merasa tulisan ini bagus dan bermanfaat, tidakkah anda berpikir untuk membagikan tulisan ini kepada teman teman anda? saya rasa mereka juga akan mendapatkan manfaat serta menyukai tulisan ini, berbagi ilmu dan manfaat tentunya sebuah perbuatan terpuji dan amal jariyah.
Saya yakin anda pasti tertarik dengan buku buku yang kami tulis, beberapa buku yang kami tulis bisa dilihat disini -> Buku Buku Best Seller Kami
Terbitan terbitan yang spektakuler dari ustadzuna.
ReplyDeleteKami sebagai murid merasa beruntung dan bahagia bisa menikmati karya karya dari beliau