Tuhan Yang Ada Tanpa Pencipta Jauh Lebih Mustahil Daripada Alam Semesta Yang Ada Tanpa Pencipta

 


Oleh : Ahmad Budi Ahda

Melalui tulisan ini akan saya buktikan bahwasanya secara logika Alam semesta yang ada tanpa pencipta itu jauh lebih masuk akal daripada Tuhan yang  ada tanpa pencipta

Untuk memahami ini kita harus sepakat pont dibawah ini :

Tuhan Jauh Lebih Rumit dari Alam Semesta, karena Tuhan adalah pencipta, maka yang mencipta harus lebih hebat, lebih berkuasa, lebih pintar, lebih pandai, dan lebih segala galanya, dan lebih dari semua luar biasanya

Sepakat dengan statement diatas? Oke jika sepakat mari kita lanjut kepada  perumpamaaan

Perumpamaan pertama

Ada sebotol tinta tumpah diatas secarik (hanya secarik) kertas secara kebetulan membentuk susunan bait puisi yang sangat indah penuh makna, apakah ini mustahil? Owh tentu saja mustahil

Sekarang  gini :

Jika sebotol tinta tumpah di atas setumpuk (kalau yang ini setumpuk) kertas kemudian membentuk tulisan indah dan menjadi sebuah buku tafsir atau buku cerita yang sangat seru, kira kira tingkat kemustahilannya sama? Atau jauh lebih mustahil dari perumpamaan tinta yang tumpah di secarik kertas?

Perumpamaana kedua

Ada sebuah angin ribut menerpa tumpukan rongsokan, secara kebetulan dari tiupan angir ribut itu terrakit sebuah mobil, apa ini mustahil? Owh tentu saja mustahil

Sekarang gini :

Ada sebuah angin ribut menerpa tumpukan rongsokan, secara kebetulan dari tiupan angin ribut itu terakit sebuah pesawat penumpang jumbo jet, kira kira lebih mustahil mana peswat jumbo jet yang terakit secara kebetulan atau mobil yang terakit secara kebetulan?

Dari dua contoh perumpamaan diatas maka

Tuhan yang ada tanpa pencipta itu jauh lebih mutahil daripada alam semesta yang ada tanpa penipta,  mengapa? Karena Tuhan jauh lebih agung, lebih rumit, dan lebih maha segala galanya, lha kok tercipta tanpa pencipta, ya lebih mustahil lah…….

Pertanyaan : siapa yang menciptakan Tuhan? Jawab : Tidak ada... pikiranmu tidak akan pernah mampu menjangkaunya, jika jawabannya seperti ini, mengapa jawaban ini tidak bisa digunakan untuk pertanyaan yang sama yaitu siapa yang menciptakan Alam Semesta?

Jadi apakah Tuhan itu mustahil? Eits nanti dulu, saya hanya bilang Tuhan Itu mustahil secara logika, maka daripada itu pendekatan Tuhan itu tidak melalui Logika, karena logika manusia itu terbatas, manusia hanya bisa mengidentifikasi 5 jenis pengetahuan melalui 5 jenis alat identifikasi berupa indera, dari 5 alat identifikasi inipun juga sangat terbatas kemampuanya, maka daripada itu sangat naif mendefinisikan Tuhan menggunakan Alat Identifikasi yang serba terbatas dari yagn sudah terbatas sebelumnya.

 

Comments

  1. Izin mengkiritik ustadz

    Sebelum masuk ke isi tulisan saya ingin memebenari, ada beberapa tulisan yang harus di perbaikan ustadz, demi berkembangga web _abdapublisher_ menurut EYD yang di terbitkan KEMENDIKBUD pada tgl 16 agustus 2022 kepenulisan ssecara letirasi benar benar harus di perhatikan ustadz. masih banyak kata2 yg harus di perbaiki ada beberapa contoh di tulisan panjenengan tadz yaitu:

    "Perumpamaana" seharusnya "perumpamaan"
    "Angir" seharusnya "angin"
    "Yagn" seharusnya "yang"

    Kemudian isi yg terdapat web antum itu, izin sedikit saya tambahkan ustadz dengan apa yg di kemukakan _Haeraclitus_ dia mengemukakan bahwa dengan presepsi indra kita dapat di percaya. dengan segala sesutau yang berubah itu pastinya mengalir dan beranggapan bahwa dunia itu di cirikan dengan adanya kebalikan. Contohnya:

    Jika tidak pernah sakit maka tidak akan tahu rasanya sehat

    Jika tidak mengenal kelaparan maka tidak akan tahu rasa senangnya kenyang

    Jika tidak ada musim dingin tidak akan ada namanya musim semi.

    Dengan ini keyakinan _heraclitus_ adalah, satu kesatuan keterbalikan itu maka dunia tidak akan pernah ada.

    Baginya tuhan adalah siang dan malam, musim panas dan dingin, perang dan damai.

    Maka sudah sangat jelas ini sebuah hal yang bisa di rasakan hanya panca indra saja itu terbatas.

    Akan tetapi _Empedocles_ setuju dengan _Heraclitus_ di ambil dari sudut pandang yg lain, dimana kita harus mempercayai bukti indra kita dengan apa yg kita lihat san rasakan, sebagai bukti bahwa alama akan selalu berubah

    Dan _Empedocles_ pun juga menyatakan bahwa kesenjangan apa yang di kemukakan oleh akal dengan apa yang kita kita gunakan dengan panca indra tidak akan dapat di satukan

    ReplyDelete

Post a Comment

Artikel Menarik Lainnya

Kumpulan Link Soal - Soal Latihan Nahwu & Balaghah

Ringkasan Ilmu Nahwu Lengkap

Tuhan Yang Hilang, Menggugat Kebijakan Tuhan..!!

Jawaban Tuduhan Tuduhan Negatif Seputar Tahlilan, Yasinan, dan Selamatan.

Kumpulan Link Soal - Soal Mufrodat Buku Silsilah Azhar

Selama Ini Kita Dibohongi Sekolah? Atau Dibodohi Agama?

Agama Lain Pernah Diapain Ajah Sama Islam?

Logical Fallacies, Mengenal Beberapa Kesalahan Berpikir

Bagaimana Cara Menulis Buku Kemudian Menerbitkannya ?

Antara Baikalsk, Irkutsk Rusia, & Bojonegoro